PostNusantara – Net Yogyakarta, 1 September 2025 — Kawasan Malioboro yang biasanya menjadi pusat keramaian wisata dan perdagangan di Yogyakarta berubah menjadi sepi dan lengang pada hari Senin ini. Suasana tidak biasa ini terjadi menyusul adanya aksi demonstrasi besar yang dilaksanakan di DPRD Provinsi Yogyakarta dan beberapa titik strategis lainnya di kota ini.
Aksi demonstrasi yang digelar sebagai wujud aspirasi masyarakat dan mahasiswa di Yogyakarta berlangsung sejak pagi hari. Meskipun diprediksi akan mengundang massa yang besar, pada pukul 11.00 WIB suasana lokasi demo di sekitar Kantor DPRD Provinsi Yogyakarta terpantau relatif lengang dan tertib.
Massa aksi terdiri dari berbagai elemen mahasiswa dari universitas-universitas di Jogja serta sejumlah masyarakat sipil yang menuntut perubahan kebijakan pemerintah. Mereka meminta pengesahan RUU Perampasan Aset, evaluasi menyeluruh terhadap kepemimpinan DPR serta pemerintah pusat, dan penuntasan kasus-kasus pelanggaran HAM serta tindak kekerasan aparat selama demonstrasi sebelumnya. Aksi ini akan berlangsung hingga sore hari dengan fokus utama berada di kawasan DPRD DIY di jalan Malioboro.
Sri Sultan Hamengku Buwono X selaku Gubernur DIY dan Raja Keraton Yogyakarta mengimbau seluruh peserta demo untuk menyampaikan aspirasi mereka secara damai dan tidak menggunakan kekerasan. Sultan menegaskan pentingnya menjaga citra Jogja sebagai kota pelajar, budaya, dan pariwisata utama yang ramah serta menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Jawa. Ia juga meminta para rektor perguruan tinggi untuk mengarahkan mahasiswanya agar tetap tenang dan berunjuk rasa dengan cara yang tertib serta tidak terprovokasi.
Salah satu warga sekitaran jalan Malioboro Yogyakarta yang enggan disebutkan namanya menyatakan harapannya agar aksi dapat berjalan kondusif tanpa anarkis. Ia menekankan bahwa penyampaian aspirasi harus melalui dialog yang santun dan mekanisme demokrasi yang baik. Jogja, katanya, adalah kota pelajar dan budaya yang tinggi nilai budayanya sehingga sangat penting untuk menjaga kerukunan dan keamanan demi keberlanjutan tradisi dan kehidupan sosial yang harmonis di Kota Gudeg ini.
Aksi demonstrasi hari ini merupakan kelanjutan dari gelombang unjuk rasa nasional yang terjadi sejak beberapa pekan terakhir. Massa aksi menanggapi berbagai isu politik, sosial, dan ekonomi yang dinilai belum mendapatkan jawaban memuaskan dari pemerintah dan wakil rakyat di DPR. Demonstrasi ini juga sebagai bentuk protes terhadap perilaku anggota DPR yang dianggap tidak responsif serta berbagai kasus pelanggaran yang terjadi selama aksi sebelumnya seperti kekerasan pada demonstran, dan berbagai tuntutan keadilan sosial.
Menghadapi potensi gangguan keamanan, aparat dan komunitas warga anti anarkis mengajak masyarakat untuk bijak menyikapi informasi agar tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak jelas kebenarannya. Sekolah dan kampus di Jogja pun melakukan antisipasi dengan meliburkan proses pembelajaran atau mengalihkannya ke daring agar proses pendidikan tidak terganggu. Sejumlah komunitas warga bahkan menginisiasi gerakan “Jaga Jogja Berbarengan” yang menekankan kewaspadaan dan gotong-royong menjaga keamanan lingkungan masing-masing.
Pewarta: Adhi Karnanta Hidayat